Monday, July 11, 2016

Seni Mencari Uang

Mengapa orang kaya semakin kaya dan orang miskin tetap saja miskin (bahkan semakin miskin)? Jawabannya simpel yaitu karena cara mereka mencari uang sangat berbeda.
Orang miskin selalu berpikir: kaya = banyak uang, sehingga mereka selalu menyalahkan keadaannya (tidak punya banyak uang), mereka menganggap faktor sukses yang paling berpengaruh adalah modal (uang) dan koneksi (kenalan orang kaya/berkedudukan tinggi).
Sayangnya hal itu ada benarnya. Modal dan koneksi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesuksesan seseorang (namun itu bukanlah segalanya). Salah satu penyebab utama orang miskin tetap menjadi miskin adalah karena kurangnya akses kedalam suatu sistem/institusi.
Seperti yang kita tahu di Indonesia banyak posisi/jabatan yang didapatkan karena koneksi personal, begitu pula perusahaan rata-rata merekrut seseorang berdasarkan referensi/koneksi ketimbang mencari orang baru yang tidak memiliki hubungan sama sekali. Ditambah lagi orang miskin tidak memiliki akses seperti sekolah ditempat yang ternama (karena mahal), dan terbatasnya koneksi mereka dilingkungan/pergaulan yang sama-sama miskin.
Karena itu modal dan koneksi jelas sangat membantu seseorang dalam mencapai kesuksesan. Tapi bukan berarti orang miskin tidak memiliki kesempatan sama sekali, apa yang sebenarnya jauh lebih penting adalah mental dan kebiasaan.
Modal dan koneksi bisa dicari, namun alasan utama mengapa orang miskin tetap miskin dan orang kaya semakin kaya adalah cara mereka berpikir (mental) dan cara mereka mencari uang (kebiasaan).
Orang miskin tidak bisa mengatur uang


Pada tahun 2005, ada sebuah film dokumenter yang menceritakan tentang bagaimana jika seorang gelandangan diberikan uang $100.000 (sekitar 1,4 milyar rupiah) dan dibiarkan melakukan apapun yang dia inginkan. Dan ternyata 6 bulan setelah itu, dia kehabisan semua uangnya dan kembali ketempat yang sama seperti sebelumnya.
Mengapa ini bisa terjadi? Karena orang miskin tidak bisa mengatur uang.
Poor people make poor decisions.
Fakta yang mengherankan adalah orang miskin lebih suka mengambil keputusan bodoh yang akan semakin menyakiti keadaan finansialnya, orang miskin lebih sering terjerat narkoba dan obat-obatan, orang miskin lebih sering merokok dan mabuk-mabukkan, orang miskin jarang menabung, suka berhutang dan berjudi.
Sedangkan mereka yang kaya berinvestasi melalui pendidikan, bisnis, menambah aset, dan memperluas koneksi mereka (networking).
Mungkin narkoba dan judi adalah tempat pelarian (masih bisa dimengerti), tetapi yang membingungkan adalah rasio orang miskin yang merokok, mabuk-mabukkan, dan berhutang (gaya hidup) lebih banyak dari orang yang kaya. Jangankan orang miskin, orang kayapun bisa jatuh miskin karena keputusan yang bodoh, lalu kenapa orang miskin masih saja suka mengambil keputusan yang bodoh?
Karena mereka hanya berpikir secara jangka pendek. Ini adalah poin utama dari semua sebab mengapa orang miskin tetap saja miskin, mental orang miskin hanya mencari sesuatu yang sifatnya instan dan praktis (tidak mau ribet), mereka lebih tertarik dengan keuntungan jangka pendek (short-term) daripada berpikir muluk-muluk dengan sesuatu yang belum mereka pahami.
Tidak punya uang hanyalah keadaan sementara, tetapi kemiskinan adalah mental.
Orang miskin terperangkap oleh rasa takut, takut tidak punya uang, karena itulah mereka hanya mencari cara instan (jangka pendek) untuk mendapatkan uang, mereka sangat mudah ditipu dengan iming-iming uang cepat dan mudah.
Aset paling berharga yang dimiliki oleh orang miskin adalah waktu dan tenaga.
Sayangnya aset ini sering dihabiskan sia-sia untuk merasa khawatir dan terjebak dengan skema-skema instan yang tidak menghasilkan apapun. Memang wajar orang miskin lebih sering khawatir seperti memikirkan “besok makan apa” atau “bagaimana nasib keluarga saya”, tetapi rasa khawatir tidak akan pernah menyelesaikan masalah apapun, dan yang lebih buruk adalah uang juga tidak akan menyelesaikan masalah mereka selama mental kemiskinan tersebut masih ada.
Mayoritas orang miskin hanya berpikir mencari uang, uang, dan uang. Tetapi setelah mendapatkannya (uang), mereka tidak tahu harus berbuat apa. Jika orang miskin diberikan uang 1 milyar cuma-cuma, kemungkinan besar mereka akan menghabiskannya begitu saja seperti kasus gelandangan diatas.
Cara Anda menghabiskan uang bisa jauh lebih penting dari cara Anda menghasilkan uang

Bayangkan sekarang Anda memiliki uang 100 juta, apa yang akan Anda lakukan?
Jika Anda tidak tahu, kemungkinan besar Anda akan berakhir seperti kasus gelandangan diatas (kehabisan uang), poor people can’t handle money, ironisnya adalah orang miskin menjadi miskin bukan karena mereka tidak memiliki uang, tetapi karena mereka tidak tahu cara yang benar dalam menghabiskan uang.
Orang bermental miskin terjebak dengan angka (jumlah uang), sehingga mereka melupakan apa yang betul-betul penting yaitu “value”.
Uang hanyalah alat tukar, kekayaan yang sebenarnya adalah value.
Orang bermental kaya dengan uang berapapun akan berusaha menciptakan value. Mereka akan membuat dirinya bermanfaat sehingga orang lainpun rela membayar untuk mendapatkan value yang mereka tawarkan.
Orang kaya menghabiskan uangnya untuk membeli value (aset), value inilah yang nantinya bisa mengembalikan uang yang sudah mereka keluarkan berkali-kali lipat. Mereka berpikir secara jangka panjang (long-term), inilah perbedaan terbesar antara mental orang kaya dan mental orang miskin yaitu visi mereka yang sangat berbeda.
Orang miskin berpikir jangka pendek, mereka mencari uang yang hasilnya bisa cepat didapatkan, membeli produk/barang yang bisa langsung dihabiskan, dan hanya fokus mencari uang sebanyak-banyaknya (terpatok pada jumlah uang, karena berpikir kekayaan adalah memiliki banyak uang).
Sedangkan orang kaya berpikir jangka panjang, mereka tahu uang bukanlah kekayaan yang sebenarnya, mereka mencari value, membeli sesuatu yang bisa menghasilkan value (aset), dan fokus pada memaksimalkan value yang bisa mereka raih.
Lalu bagaimana caranya mencari value tersebut? Pelajarilah seni mencari uang berikut:
Seni mencari uang
Sekarang kita bisa lanjut ketahap berikutnya yaitu perbedaan cara mencari uang (kebiasaan) antara orang kaya dan orang miskin.
Mencari uang = mencari value = mencari sesuatu yang dibutuhkan orang.
You make people need you.
Orang kaya akan membuat dirinya dibutuhkan. Saya katakan “membuat” artinya mereka tidak dibutuhkan sebelumnya tetapi ada cara yang mereka lakukan untuk mengubahnya.
Contoh begini saja, jaman dahulu orang-orang tidak perlu yang namanya handphone, toh orang masih bisa hidup normal tanpa HP, tetapi ada orang-orang (industri) yang membuat HP “seolah” menjadi barang wajib untuk dimiliki sampai-sampai akan sulit sekali hidup dijaman sekarang tanpa HP.
Artinya mereka berhasil membuat dirinya dibutuhkan padahal dulu orang-orang juga tidak begitu butuh yang namanya handphone, keadaan yang semakin mendorong (tuntutan jaman) membuat kita mau tidak mau harus memiliki sebuah handphone untuk bisa hidup layaknya orang normal.
It’s not about money, but needs and value.
Perhatikanlah orang-orang kaya dibutuhkan bukan karena mereka memiliki banyak uang, tetapi karena memiliki banyak value yang diperlukan oleh banyak orang. Jika seorang pengusaha pabrik bangunan tiba-tiba meninggal/bangkrut maka akan ada orang-orang yang terkena imbasnya, karyawan akan kehilangan pekerjaan, pembangunan akan terhambat, pasokan material (supply) akan stuck, dan semacamnya.
Anda harus membuat orang lain membutuhkan Anda, jika tidak, maka cari cara supaya mereka menjadi butuh.
Anda perlu perhatikan 2 hal yaitu:
  1. Relevansi
  2. Kompetisi
(1) Jangan lakukan sesuatu yang tidak dibutuhkan orang termasuk jika itu adalah passion Anda. Alternatif lainnya adalah cari cara supaya passion Anda dibutuhkan orang. Dalam konteks mencari uang, jangan terlalu terpaku pada passion, faktanya dalam hidup Anda bisa memiliki puluhan sampai ratusan passion.
(2) Fokus pada kelebihan Anda, semua orang mencari uang, semua orang berkompetisi membuat dirinya dibutuhkan oleh orang lain, karena itu mereka yang menang adalah mereka yang memiliki kelebihan dibanding yang lainnya (bukan sekedar suka/passion), cari apa kelebihan Anda dan gunakan itu untuk membantu orang lain.
Tanyalah:
  • Mengapa orang lain membutuhkan saya?
  • Jika tidak, bagaimana caranya supaya mereka menjadi butuh?
  • Apa kelebihan yang bisa saya tawarkan?
Kuncinya adalah temukan kelebihan Anda dan buat orang lain membutuhkan kelebihan tersebut (membutuhkan Anda). Jika memang kelebihan tersebut tidak membawa hasil, maka carilah kelebihan yang lain atau kombinasikan dengan apapun yang Anda miliki. Semua orang memiliki lebih dari 1 kelebihan dalam dirinya, karena itu selalu ada kesempatan jika Anda terus belajar dan mencari.
Bagaimana jika kita tidak mampu berkompetisi?
Berarti mental kemiskinan masih tersisa dalam diri Anda, sebagian besar alasan orang miskin tidak pernah bertindak adalah karena mereka menghindari kompetisi, padahal kompetisi akan selalu ada, hidup adalah kompetisi, jangan menghindari kompetisi karena kompetisi adalah hal yang baik.
Ada kompetisi artinya ada sesuatu yang worth to fighting for, tempat terbaik membuka restoran baru adalah disebelah restoran yang sudah sukses. Mereka sudah dengan baik hati membangun audience/pengunjung, yang perlu Anda lakukan hanyalah menjadi berbeda (jika tidak bisa lebih baik) dan tawarkan value lebih yang bisa Anda berikan.
Selama Anda memiliki kelebihan dalam suatu hal, selalu ada cara untuk menjadi berbeda (lebih baik), selalu ada jalan untuk berimprovisasi, terlebih Anda memiliki otak untuk berinisiatif, jadi tidak ada alasan untuk tidak mencoba.
Ingat, tidak ada alasan untuk tidak mencoba. Just try to make yourself useful 

Related Posts

Seni Mencari Uang
4/ 5
Oleh

1 comments: